Launching buku antologi selalu menjadi momen seru bagi para penulis. Bagaimana tidak, setelah berjibaku selama beberapa bulan akhirnya mereka bisa melepas buku yang ditulis menemukan pembacanya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (kbbi.kemdikbud.go.id), antologi adalah kumpulan karya tulis pilihan dari seorang atau beberapa orang pengarang. Biasanya mereka mehulis dalam tema yang sama, atau setidaknya sejenis.
Launching Buku Antologi Melintas Badai dan Menolak Rapuh
Pada 1 Juni 2024, Indscript Creative meluncurkan dua buku, yaitu Melintasi Badai dan Menolak Rapuh. Launching buku antologi melalui zoom yang diikuti para penulis dan blogger di komunitas penulis Indscript.
Para penulis adalah orang-orang hebat yang telah berjuang berjalan dengan tegak di tengah badai. Mereka juga adalah kaum perempuan yang kuat dan tangguh, bahkan menolak rapuh.
Adalah Indari Mastuti, founder Indscript Creative yang menggerakkan duapuluhan perempuan untuk bersatu dalam sebuah buku dalam dua tema yang berbeda. Mereka menulis pengalaman hidup, perjuangan panjang penuh liku dan ujian kesabaran yang luar biasa.
Antologi “Melintasi Badai” dan “Menolak Rapuh”
Event Antologi ini terselenggara berkat kerjasama Indscript Creative, Sekolah Perempuan dan BukuinAja. Buku pertama berjudul Melintasi Badai dan buku kedua bertajuk Menolak Rapuh. Dua buku ini memiliki keterkaitan, yakni kisah perjalanan mengarungi beratnya badai kehidupan dan kegigihan mereka berjuang sampai badai terlewati dan mereka bisa berjalan tegak lagi.
Melintasi Badai
Menurut Indari Mastuti yang akrab dipanggil Teh Indari, alasan pemilihan judul dengan kalimat mendayu dan sendu adalah mengumpulkan semangat dari para perempuan hebat untuk memeluk semua perempuan yang sedang merasa lemah mnjadi lebih kuat.
Kepingan pengalaman penulis dengan berbagai latar belakang profesi seperti menjadi gambaran bahwa masalah bisa menghampiri siapa saja tanpa melihat siapa orangnya. Deraan masalah yang membuat rapuh bahkan terasa terbang karena besarnya hempasan badai ternyata bisa dilalui.
Cerita perjuangan yang heroik dari 19 penulis diharapkan menjadi penyemangat perempuan yang membaca buku ini dan sedang mengalami hempasan badai. Melalui kisah yang dibukukan, perempuan-perempuan tangguh ini mengulurkan tangann merangkul perempuan untuk menghapus air mata dan membasuh luka.
Menolak Rapuh
Senada dengan buku Melintasi Badai, buku Menolak Rapuh adalah semacam prasasti kokohnya kaki, kuatnya tekad, tetap derapnya langkah 20 perempuan dalam mengarungi beratnya ujian. Mereka menolak rapuh meskipun mengalami KDRT atau perceraian. Mereka merasa sebagai perempuan harus kuat berdiri tegak demi merawat anak-anak. Terkadang masih ditambah kondisi berat yang hampir membuat mereka rapuh. Tapi para pejuang ini menolak rapuh, sehingga biidznillah sembuh menjadi manusia utuh.
Ini Bukan Kisah, Tapi Ini Sebuah Sejarah
Teh Indari meminta beberapa penulis untuk open mic dan menceritakan apa yang mereka tulis dalam buku. Inilah sesi penuh air mata sampai kehabisan tisu untuk menyeka.
Penuturan dua perempuan peserta Kelas Menulis Buku di Indscript ini semoga mewakili spill isi dua buku antologi.
Mariana Sofia (Certified Financial Planner) awalnya merasa tidak mungkin bisa menuliskan kisah yang dialaminya. Berbekal pengalaman hobi menulis sejak SMP dan rajin mengisi diari, dan couching dari Teh Indari, akhirnya selesai membukukan 4 halaman kisahnya dalam satu buku yang Pasti Terbit!,
Mariana merangkum momen sebagai agen asuransi yang tidak selalu mulus perjalanannya dalam Melintasi Badai. Ketika badai covid-19 menerpa, ia berusaha survive dengan belajar hal-hal baru secara online. Tak cukup itu, ada yang lebih seru yang ditulis di buku seharga Rp129.000 ini.
Ada kutipan bagus yang bisa dipakai penyemangat, bahwa Tuhan tidak menyusahkan kita dengan masalah yang datang, tetapi kita sedang diperlengkapi dan dibantu jadi lebih baik lagi.
Salah satu penulis buku Menolak Rapuh, Aida Watiningsih (Founder Sahabat Nasi Gratis Pamanukan, owner Maharani Hijab Store), membagikan kisahnya. Perjuangan melewati ujian mulai soal harta sampai kesehatan. Semangat ingin membantu sesama melalui Sahabat Nasi Gratis Pamanukan seperti menjadi pelecut untuk bangkit dan mengulurkan tangan.
Bagaimana kisah selengkapnya, tentu saja akan sangat afdhol kalau dibaca sendiri dari buku penuh inspirasi ini.
Penutup
Launching buku antologi Melintasi Badai dan Menolak Rapuh sejatinya ingin membuat pembaca kuat. Ingin menyemangati pembaca melintasi badai dengan kekuatan dan semangat besar. Di sekitar kita mungkin masih banyak saudara kita yang sedang rapuh, jangan segan untuk mengulurkan tangan untuk membantu, memeluk untuk bisa mengalirkan kekuatan.