Mengajarkan balita kita shalat ternyata gampang-gampang susah. Ketika kita shalat bersama mereka, mereka cenderung hanya mengikuti gerakan-gerakan kita saja bahkan saat mereka ikut ayah ke masjid pun demikian. Mereka agak kesulitan mengikuti bacaan-bacaan shalat yang memang harus kita baca pelan (sirr).
Ketika kita shalat bersama mereka kita juga tidak dapat mengoreksi gerakan shalat mereka jika ada yang kurang tepat. Lain hal ketika kita memang menyengaja latihan shalat diluar pelaksanaan shalat sesungguhnya. Namun kadang dengan aktivitas rumah tangga dan urusan anak yang tak habis-habis, latih-melatih shalat dengan bacaan yang sempurna serta pengoreksian gerakan ini biasanya hanya anak-anak dapati di sekolah atau TPA (Taman Pendidikan Al Quran). Itupun biasanya latihan shalat hanya dilakukan satu kali dalam sepekan.
Maha Suci Allah dari kesia-siaan atas ciptaanNya.Ternyata hal ini dapat tersolusikan. Para ibu memiliki waktu spesial pada setiap bulannya untuk dapat mentraining balita-balitanya shalat lengkap dengan seluruh bacaannya dan pengoreksian gerakannya. Kapankah? Yaitu ketika datang masa haid. Masa haid yang biasanya datang 4 hari atau lebih ini cukup untuk membuat balita kita hafal bacaan shalat dan tertib akan gerakan-gerakan shalatnya. Syaratnya, kita pun harus tertib mengajak dan mempersiapkan perlengkapan shalat mereka pada tiap-tiap waktu shalat.
Kita persiapkan mental mereka ketika menjelang adzan. Kita ajak mereka berwudhu. Kalau belum terampil berwudhu, temani mereka wudhu , ajarkan tertib berwudhu dengan sempurna. Jika mereka belum bisa wuduh dengan sempurna, dimaafkan saja dan pada waktu shalat berikutnya dapat Ibu perbaiki. Kemudian persiapkan perlengkapan shalat bagi mereka; peci, sarung, sajadah, kerudung atau mukena kecil.
Dalam training ini kita juga dapa melekatkan semua sarat sah dan rukun shalat pada balita langsung dalam praktinya. Misalkan tentang aurat, kesucian diri, pakaian dan tempat shalat dari najis dan lainnya.
Momen training wudhu dan shalat ini pula bermanfaat banyak bagi ibu. Ibu jadi terjaga dari lalai terhadap waktu dan dari lalai dzikir kepada Allah. Karena tidak jarang ketika masa haid banyak ibu yang mendadak ‘nyantai’ dan lalai dari berdzikir. Akibatnya, sang ibu melemah keimanannya. Padahal saat haid, kondisi emosional ibu cenderung tidak stabil akibat aktivitas-aktivitas hormonal dalam tubuhnya.
Demikianlah para Ibu di rumah, semoga bermanfaat. Rabbij ‘alni muqimmashshalati wa min dzurriyati. Rabbana taqabbal du’a. Aamiin. (muslimahzone)
0 Comments
Zakiyah Said
Terimakasih ukhti,, Atas semua ilmu2nya yang telah ukhti bagikan untuk kami semua, khususnya saya yang dangkal dalam hal pendidikan agama islam.
Artikel Muslimah
Waiyaki ukh 🙂