Terkadang, kita tidak tahu langkah yang kita ambil demi mewujudkan keinginan atau cita-cita. Langkah kecil bisa menjadi luar biasa jauh dari yang kita angankan sebelumnya. Ini adalah kisah indah dari Alan Efendhi, seorang pemuda desa yang kini namanya mendunia.
Apa yang dilakukan pemuda desa ini mengingatkan saya pada apa yang pernah dikatakan oleh Bob Sadino. Dikutip dari buku Apa yang Bob Sadino Lakukan Ketika Kita Tidur? Yang ditulis Byzka Wibisono (2020:8), kalimatnya berbunyi begini “Seorang pengusaha tidak butuh sekolah formal karena yang ia perlukan hanyalah segera melangkah dan belajar dari proses kehidupannya”.
Melangkahlah Bersama, Perjalanan Ini Terlalu Panjang untuk Dilalui Sendiri
Kisah indah Alan Efendhi dimulai pada tahun 2014. Lulusan SMK jurusan teknik otomotif memilih pulang kampung ke Gunungkidul daripada bekerja di Jakarta. Setelah kurang lebih satu tahun mempersiapkan diri, Alan mantap kembali ke tanah kelahirannya dan membuka usaha di sana.
Alasan terkuat sebenarnya karena ia ingin menemani ayah ibunya yang mulai memasuki usia senja. Ia ingin ada di dekat orang tuanya sehingga kapan saja dibutuhkan Alan siap sedia. Untuk sumber penghidupan Alan memilih budidaya dan pengolahan tanaman aloe vera.
Awalnya ia dan keluarganya yang menanam aloe vera di pekarangan. Sebuah pemandangan yang aneh bagi masyarakat yang terbiasa menanam padi dan palawija. Alan memilih diam ketika tetangga sekitar rumah menertawakannya. Ia menunggu saat yeng tepat untuk menjelaskan semuanya.
Nikmati Prosesnya Sampai Kau Bisa Menyecap Manisnya Hasil Usaha
Aloe vera membutuhkan waktu 12-15 bulan sejak ditanam sampai siap untuk dipanen. Alan memilih aloe vera jenis Chinensis Baker dan Barbadensis yang berukuran besar dan daging batangnya tebal. Bibit kedua varietas unggul itu ia datangkan langsung Pontianak dan Sidoarjo. Untuk satu buah daun rata-rata memiliki berat 1-1,5 kg.
Panen perdana membuat Alan makin cerah menatap masa depan. Ia mulai menjajal membuat beberapa produk olahan dari aloe vera seperti Telovera Chips Spicy, bika singkong telovera, lapis lidah buaya, dan es lidah buaya Nata de aloe vera.
Pada saat ini beberapa tetangga di sekitar rumah Alan mulai tertarik untuk ikut mencoba budidaya lidah buaya. Alan dengan senang hati membagikan secara cuma-cuma bibit aloe vera sekaligus mengajarkan bagaimana merawatnya.
Tahun 2016 budidaya dan home industri yang dibangun Alan mulai berani membuat dan memasarkan produk olahan aloe vera dengan merek dagang atau jenama Rasane Vera. Alan tidak lagi menggunakan bahan singkong untuk campuran, tetapi memilih memaksimalkan pemanfaatan lidah buaya mulai daging sampai kulitnya.
Di bawah bendera Mount Vera Lestari, produk-produk olahan aloe vera terus dikembangkan, hingga terpilihlah produk unggulan untuk diproduksi dengan serius. Produk itu adalah Nata de aloe vera dengan gula batu, Aloe cube aneka rasa, Aloe liquid original, Pure aloe vera slice, keripik aloe vera Mr. Kriuks
Dalam perjalanannya, Alan selalu merespon kebutuhan pasar untuk memperbaiki produk. Alan melirik pasar baru dengan produk Aloe fiber dengan pemanis daun stevia. Jadilah produk low sugar, low calories, yang lebih aman untuk penderita diabetes, gagal ginjal dan obesitas.
Mount Vera Lestari bersama Aloe Vera Melebarkan Sayap
Usaha budidaya dan home industri Mount Vera Lestari mulai kewalahan karena semakin banyaknya permintaan. Alan kemudian membentuk Kelompok Wanita Tani dengan nama Mount Vera Agrotech, pada tahun 2018. Saat itu anggotanya baru ada 25 orang. Alan membagikan secara gratis bibitnya dan memberi kepastian akan membeli hasil panen mereka.
Tiga tahun berselang perkembangan KWT Mount Vera Agrotech maju pesat. Anggotanya bertambah menjadi 125 dan luas lahan yang dikelola secara keseluruhan hampir mencapai 7 hektar. Dari sisi produksi mereka mampu membuat minuman sehat aloe vera sampai 350 botol per hari.
Alan yang awalnya bekerja mandiri bersama orang tua dan kakaknya, kemudian bisa mempekerjakan 12 karyawan untuk membantu pekerjaannya. Ia menggaji karyawan secara borongan, tergantung jumlah produk yang mereka hasilkan hari itu. Rata-rata para pekerja di home industrinya mengantongi paling tidak Rp50.000 per hari. Pendapatan itu naik dua kali lipat ketika lebaran tiba. Tentu saja hal itu membuat para perempuan yang tergabung dalam KWT Mount Vera Agrotech bahagia.
Alan Efendhi dan Aloe Vera Terus Kembangkan Diri
Alan sangat bersyukur, kini tetangganya, bahkan tetangga desanya memiliki kehidupan yang lebih baik. Meningkatnya perekonomian masyarakat Desa Katongan, Kecamatan Nglipar, kabupaten Gunungkidul mendorong Alan untuk mengembangkan usaha lebih jauh lagi.
Maka dibukalah learning farm atau kebun belajar dengan nama Aloe Land Kampung Edukasi Aloevera. Alan menjual paket wisata belajar bagi wisatawan atau siapa saja yang ingin belajar budidaya aloe vera. Pengunjung dikenalkan penanaman sampai pengolahan aloe vera.
Lengkaplah sudah usaha Alan untuk mengembangkan potensi tanah kelahirannya dari hulu sampai hilir. Melalui anak-anak yang datang berkunjung, Alan mulai berusaha membuka wawasan dan mengubah pola pikir tentang petani. Alan mengenalkan dunia petani masa kini yang paham teknologi dan selalu berinovasi. Alan juga mendorong anak-anak untuk mau mengembangkan potensi desanya masing-masing.
Anugerah untuk Pemuda Pelopor yang Tak Kenal Lelah
Usaha Alan yang selalu giat berusaha semakin berkembang pesat. Pemerintah pusat dan Daerah, juga perusahan swasta mulai meliriknya untuk bermitra. Alan juga menerima bantuan dari pemerintah berupa pelatihan, pembuatan izin usaha dan pendampingan pengembangan usaha.
Berkat bantuan dan pendampingan itu, makin luasnya wilayah pemasaran Rasane Vera. Ia telah memiliki agen dan distributor di berbagai wilayah di Indonesia. Bahkan produknya sudah merambah sampai Malaysia, Singapura dan Australia. Sebentar lagi-setelah prosedur dan perizinan jadi-Rasane Vera akan diekspor ke Amerika.
Beberapa prestasi berhasil diraih Alan dengan aloe veranya. Ia adalah wakil provinsi pada Apresiasi Astra SATU Indonesia Awards tahun 2021. Penerima penghargaan Pemuda Berprestasi Kabupaten Gunungkidul 2022, terpilih sebagai Young Ambassador Program Yess Kementerian Pertanian RI tahun 2023, dan juara 1 Astra SATU Indonesia Awards 2023 tingkat nasional.
Tentang Astra SATU Indonesia Awards
SATU Indonesia Awards atau Apresiasi Semangat Astra Terpadu untuk Indonesia adalah bentuk apresiasi Astra bagi pemuda Indonesia yang berprestasi. Mereka adalah para pemuda yang dengan karya nyata menggerakkan masyarakat di sekitarnya untuk menjadi lebih berdaya. Pemuda yang dengan semangat Sumpah Pemuda memberi kontribusi positif bagi masyarakat secara terus menerus dan berkelanjutan.
Apresiasi SATU Indonesia Awards dimulai pada tahun 2010. Tiap tahun para juri memilih pemuda pelopor di bidang Kesehatan, Pendidikan, Lingkungan, Kewirausahaan, dan Teknologi. Jika tahun 2021 Alan hanya puas sebagai penerima apresiasi Astra tingkat provinsi, maka tahun 2023 ia berhasil menjadi juara mengalahkan 14.997 peserta dari seluruh Indonesia. Sungguh prestasi yang luar biasa.
Astra Gaungkan Prestasi Anak Bangsa Hingga Pelosok Negeri
Apalah arti prestasi jika hanya untuk dinikmati sendiri. Astra ingin lebih banyak lagi pemuda yang terinspirasi mengukir karya, menggerakkan masyarakat di sekitarnya dan menyiapkan masa depan gemilang secara berkelanjutan. Maka untuk meluaskan gaungnya digelar pula Lomba Foto Astra sejak tahun 2009 dan Anugerah Pewarta Astra mulai tahun 2015.
Tahun ini Lomba Foto Astra dan Anugerah Pewarta Astra mengambil tema Bersama, Berkarya, Berkelanjutan. Untuk lebih jauh menjangkau masyarakat atau calon peserta lomba, Astra bekerjasama dengan panitia lokal Solo, yaitu Solopos Media Group menggelar Workshop Fotografi dan Bincang Inspiratif di Studio Lokananta Solo, 14 Agustus 2024 yang menghadirkan Alan Efendhi sebagai salah satu pembicara.
Acara ini merupakan rangkaian Roadshow Lomba Foto dan Anugerah Pewarta di berbagai kota di Indonesia, yang mengundang berbagai komunitas pewarta, fotografer dan penulis, seperti Digital Content Creators (DCC) Indonesia.
Penutup
Jika saat ini adalah sesuatu yang pasti, maka untuk masa depan persiapkan diri supaya lebih pasti. Sebuah gerakan perubahan membutuhkan karya nyata yang harus dilakukan bersama. Resonansi yang tercipta akan terus menerus menyuarakan kebaikan yang sama dan menjadi pola yang berkelanjutan. Masa depan bangksa ada di tangan kaum muda. Mereka harus bersama bergandengan tangan mengukir karya nyata untuk kehidupan yang lebih baik dan berkelanjutan.
#BersamaBerkaryaBerkelanjutan
Bahan referensi:
Wibisono, Byzka. 2020. Apa yang Bob Sadino Lakukan Ketika Kita Tidur?. Yogyakarta. Psikologi Corner.
https://www.youtube.com/@perdagangan_gunungkidul
https://www.youtube.com/@KementanRI
https://www.instagram.com/aloeland_id
https://www.instagram.com/efendhi_alan.rv
https://www.instagram.com/rasanevera_indonesia